Selasa, 12 November 2013

Sebuah berita penting berupa secarik kertas yang berisikan perjuangan selama 3 tahun

     Sekelompok anak muda sedang sibuk menunggu datangnya sebuah kabar dari beberapa orang penting yang ada dalam suatu sekolah mereka. Mereka menunggu dari pagi bahkan ada yang sejak malam telah berjuang melawan rasa gundah gulananya mengenai nasib mereka selama 3 tahun mereka berjuang menahan rasa malas dan semua hal yang bisa dibilang tidak mereka ingini. Dan merekapun mengisi waktu mereka dengan bermain kartu dan juga mengisap beberapa bungkus tembakau dengan jantung yang berdegup kencang karena menunggu sebuah berita penting. Mereka semua menyembunyikan semua rasa itu dengan senyuman, tertawa dan sedikit saling mengejek untuk menambahkan bumbu agar suasana tidak terasa garing dan monoton. Hingga akhirnya beberapa murid yang bersekolah disekitar sekolah merekapun telah menerima berita bahagia itu, bahkan sekolah-sekolah yang ada di kota merekapun hampir semuanya telah membagikan berita baik maupun berita buruk kepada para siswanya, dan semua siswa meramaikan hari bahagianya dengan berbagai kegiatan yang membuat jantung merekapun semakin berdegup kencang dan segera ingin cepat-cepat menerima secarik kertas itu.

                                                                             
Nah seperti inilah wajah-wajah orang yang sedang dilema tentang perasaan mereka mengenai nasib mereka selama tiga tahun belakangan haha

     "ntek, urang ko dolahnyo lah tarimo surek pengumunan,wk bilo ko" kata-kata yang keluar dari seorang yang sudah sangat tidak sabar ingin mengetahui nasibnya selama 3 tahun, salah satu dari teman merekapun membalas perkataan temannya "saba lah lu,santa lai jam tigo ma, baa lai lulus wk ko?" dan seorang lain pun menjawab "lai tanang se lah ang" dan semua anggota serempak mengucapkan "amin". Segala macam kegiatan mereka lakukan untuk mengisi kekosongan waktu dan mengobati rasa bosan yang ada di benak mereka masing-masing. Ada yang bercanda, mengejek, curhat, menahan rasa kantuknya, berdebat, mengecek keuangannya, berkaca, bernyanyi, dan semua hal yang bisa mengobati rasa bosan dan penat mereka.





                                              

     Itulah penampakan-penampakan beberapa gambar yang terjadi pada saat itu dan pada akhirnya beberapa saat kemudian, disaat mereka sedang sibuk membahas masa-masa mereka sewaktu baru masuk sekolah hingga akhirnya bisa sampai sekarang ini, seorang dari mereka melihat jam dinding yang ada didalam warung yang sedang mereka singgahi sejak pagi tadi. "haa lah jam bara ko dang ?, lah jam tigo ko mah, peklah haha ndak saba wk do" seorang yang lain menjawab "haa iyo tu, wah sero ko mah,ndak saba den". Mereka semuapun sibuk menyiapkan barang-barang mereka, dan mereka begitu antusias dan juga begitu tergesa-gesa sehingga mereka semuapun tidak ingat jika makanan-minuman dan semua jajanan yang mereka beli sejak pagi tadi belum sempat terbayarkan.


     Tidak begitu lama merekapun telah sampai di gerbang sekolah mereka dan bertemu dengan teman-teman lain dan juga guru-guru serta para staff juga warga sekitar. Seorang murid pun mengajukan sebuah pertanyaan kepada gurunya, "buk,baa ko lamo sekolah wk pengumumannyo buk ?, sekolah lain se lah sajak pagi tadi buk nyo corat-coret", dan ibu guru itupun menjawab "tanang se lah,ha kini baris yang rapih lu, sesuai dengan lokalnyo masing-masing", dan beberapa muridpun menyorakkan suara mereka "tapi wk lulus sadolahnyo nak buk" dan gurupun menjawab "nah kalau itu ibu ndak tau do,badoa se lah hahaha". Dan dengan keadaan jantung berdetak begitu cepatpun, mereka segera bergegas untuk berbaris meskipun tidak tau dimana lokalnyam mereka hanya mementingkan secarik kertas yang isinya akan mereka terima sebentar lagi. Dan seorang laki-laki tua yang merupakan orang nomor satu disekolah tersebut sedang memberikan kata sambutan diatas podiumpun, menambah penasaran dan menambahkan situsasi sedikit horor mistik bagi para siswa-siswi sekolah tersebut. Setelah beberapa proses hampir selesai dijalani, "santa lai walikelas akan mangagiah kertas ka masing-masing siswa, jan dibuko dulu dih, tunggu sampai sadolahnyo dapek, baru wk buko samo-samo. Jan lupo baca basmalah lu" seruan seorang guru, dan euforia kemistikan juga ketegangan pada saat itu dirasakan oleh semua orang yang ada pada saat itu, mulai dari kepala sekolah, para guru, staff, penjaga kantin, warga sekitar dan tentu saja para siswa-siswi.

      Disaat keheningan menyapa semua orang, seorang guru berkata "ciek, duo, tigo" dan semua orang menyambutnya dengan "bismilahirohmanirohim" ..... "srakk, sreekk, breet, .... " "alhamdulillah, akhirnya, yes, aaaaaaaaaaa," dan semua kata-kata keluar dari mulut mereka semua, mulai dari yang sangat indah didengar ditelinga sampai yang bisa dibilang -kata-kata mutiara jika diibaratkan- semua orangpun berteriak, bergembira, senang, tertawa, menangis, terharu, berpelukan, bersujud syukur dan semua hal lain yang bisa dilakukan untuk mengekspresikan perasaaan mereka dan sulit dijelaskan jika hanya menggunakan kata-kata yang dituangkan dalam sebuah pena maupun lembaran-lembaran elektronik seperti blog ini. Euforia yang dirasakan semua orang baik dari pihak guru maupun para siswa sendiri pada saat itu, ialah hal yang paling mereka tunggu-tunggu selama kurang lebih tiga tahun mereka mengeyam pendidikan, mulai dari awal masuk yang mereka tidak kenal satu sama lain hingga akhirnya mereka bersama-sama berjuang ke medan perang yang sangat berbahaya dan sangat terjal itu.
                                                                                       



     Semua siswa sibuk mencari semua alat yang bisa mengekspresikan perasaan mereka pada saat itu, ada yang menggunakan pulpen, spidol, pilok bahkan arangpun mereka gunakan untuk mengekspresikan perasaan mereka dan mereka tuangkan semua perasaan yang ada dibenak mereka dengan tulisan ke baju, celana, tas dan semuanya yang bisa mereka coret. Dan mereka semua merasakan perasaan yang sama, perasaan yang begitu sangat bahagia dan sangat mereka tunggu-tunggu selama ini. "semua ini bukanlah akhir, semua ini bukanlah akhir bagi kita semua terutama kalian para anak-anakku. Ini merupakan langkah awal bagi kalian anak-anakku untuk menjemput kesuksesan yang sangat ingin dijemput oleh kalian. Kesuksesan telah menunggu kalian semua anak-anakku. Kami semua para guru-guru akan berusaha sebisa mungkin untuk mengingat satu- persatu wajah kalian, meskipun memori bisa dibilang sudah tidak bekerja dengan baik lagi karena faktor usia yang dimiliki kami para guru-guru. Berjuanglah anak-anakku dan berusahalah sebisa mungkin untuk menjemput kesuksesanmu masing-masing anak-anakku, dan pesanku janganlah sampai melupakan dimana kamu berasal meskipun engkau telah melanglang buana sampai kenegri sebrang, ataupun sampai kenegri setelah bumi ini" sebuah kata-kata, kalimat-kalimat indah dan merdu yang baru saja di sampaikan oleh para guru-guru. Dan beberapa orangpun sibuk mengabadikan moment indah yang sedang terjadi itu dengan berbagai bentuk, mulai dari foto-foto sampai meminta tanda tangan teman-teman mereka sampai para guru-guru. Baju putih yang telah sengaja mereka bawa sejak awal mereka berangkat dari rumah mereka masing-masing pun, telah menjelma menjadi sebuah benda bernilai seni tinggi yang sangat-sangat mereka manfaatkan untuk mengabadikan moment-moment penting tersebut.

                                                                               
Inilah tanda bukti secarik kertas berisikan nilai-nilai penting yang telah ditunggu sejak awal masuk sekolah sampai akhirnya lulus dan mendapatkan barang berharga ini


      Lalu mereka semuapun bergerak,berbaris untuk menyalami para guru-guru. Dan tumpahlah air mata bahagia, air mata yang telah ditunggu mereka sejak pagi tadi mereka berangkat dari rumah mereka masing-masing. Setelah mereka selesai dengan aktifitas mereka didalam sekolah, mereka semua para siswa bergegas berlari keluar pagar sekolah untuk melaksanakan ritual yang sangat wajib mereka laksanakan jika sedang terjadi situasi  seperti ini. Yaa ritual corat-coret baju menggunakan pilok merupakan hal penting bagi mereka pada saat itu, hal penting bagi semua siswa yang telah usai menjalankan tugasnya sebagai siswa pada masa abu-abunya, pada masa dimana mereka semua telah sampai diujung waktu mereka, dalam mengenakan pakaian kebangsaan mereka, yaa putih abu-abu. Putih abu-abu merupakan masa yang bisa dibilang begitu indah begitu menakjubkan, begitu krusial, begitu hebat, begitu sulit untuk diungkapkan. Karena pada masa itu mereka semua sedang diuji untuk menetralkan amarah, ego, perasaan, rasa, dan juga sedang diuji untuk membuat tingkah laku diri mereka sendiri sebaik mungkin dan sehebat mungkin. Masa putih abu-abu juga merupakan masa yang sayang sekali untuk dilewatkan atau sayang sekali jika tidak dimanfaatkan sebaik-baiknya. Karena masa itu hanya terjadi sekali seumur hidup, juga karena masa putih abu-abu iyalah masa putih abu-abu. Jangan mencampur adukan masa jika tidak sedang terjadi masanya, dan juga jangan membuat atau mengganti suatu masa tersebut menjadi masa yang lain.

     "haa lah, wk lah dapek surek ko, pi alun sanang hati wk nak? baa kalau wk kumpuan pitih lu, pitih seadonyo se, sibu duo ibu ndak baa do,yang penting hati wk sadolahnyo sanang hahaha,peklah" kata seorang siswa yang mengajak teman-temanya untuk membeli beberapa barang yang akan mereka pakai untuk menjalankan ritual penting mereka. "haa ndak baa do,ko wk ado pitih ,abih'an se lah, wk sadang kayo" sambut seorang siswa lainnya. "ang kiro ang se yang sadang kayo, aden kayo lo mah hari ko,ko nyoa pitih den hahaha" sambut seorang lainnya. Dan mereka semuapun semuapun segera mengeluarkan uang mereka meskipun hanya sedikit. Setelah semua uang terkumpul, dua orang dari mereka berangkat untuk membeli barang-barang yang akan dipakai pada ritual mereka. "taaaaaaaaarrrrraaaaaaaa Pilok datang,pilok datang" seruan seorang siswa yang sedang membawa dua kantong plastik berisikan barang-barang yang mereka perlukan. "sraatattttt srooottt, sraaattttt, srooottttt" bunyi desahan suara pilok yang sedang disemprotkan seorang siswa kebaju teman-temannya . Mereka sangat antusias dan juga begitu bersemangat menjalankan ritual mereka. Mereka tertawa, berteriak seakan akan warung itu hanya milik mereka sendiri, mereka semua tidak menghiraukan orang lain yang ada di sekitar mereka.


                                                                            





     Dan setelah semua ruang atau tempat di baju mereka tercoret bagaikan tidak ada sisa lagi, mereka semua bergegas mengambil motor mereka masing-masing untuk mengikuti ritual selanjutnya. Yaa  mereka menjalankan ritual selanjutnya, mereka menjalankan ritual mengendarai motor bersama-sama dan mengikuti alunan convoi motor seluruh siswa kota mereka, Bagaikan tidak ada sisa jalan lagi, semua jalan dipadati para siswa-siswi seluruh kota, seperti tidak ada habisnya siswa-siswi di jalan raya pada saat itu. Semua jalan dipenuhi warna warni kehidupan para siswa, semua itu dilukiskan melalui corak-corak keindahan yang tersirat di baju mereka masing-masing. Semua warga dan orang-orang lain pada saat itu hanya melihat dari sisi jalan, bagaikan sedang melihat suatu klub sepak bola terkenal yang sedang merayakan kemenangan besar, kemenangan yang begitu besar, kemenangan yang sangat besar. Mereka semua begitu bergembira menikmati detik-detik dan juga menit bahkan jam yang sedang terjadi pada saat itu.

                                                                       




Penampakan sesosok pelajar yang sedang sibuk mencoreti seluruh bagian bajunya bahkan tangannya sendiri


                                                                          
Penampakan para pelajar di ibukota sumatra barat

     And finally ending, gelap dan juga udara malam serta angin pantaipun telah menyapa badan mereka semua. Kesenangan, kebahagiaan, keharuan, kebersamaan dan semua hal yang sulit dijelaskan dengan kata-katapun harus berlalu, harus selesai dan harus membuat langkah awal. Langkah awal dan juga baru untuk kehidupan mereka masing-masing. Dan mereka semuapun berpamitan dengan begitu erat bagaikan berpamitan karena esok sudah tidak ada lagi nyawa diantara mereka, meskipun begitu mereka semua saling mengerti situasi dan kondisi yang terjadi pada saat itu, dan kebersamaanpun harus segera diselesaikan karena kondisi badan yang begitu letih. Meskipun mereka semua belum membawa pulang bukti bahwa mereka telah sah lulus dari sekolah mereka tersebut, mereka semua tetap menganggap hari itu merupakanlah bukti bahwa mereka telah berjuang bersama-sama, bekerja bersama-sama, dan demi membuat langkah awal untuk kehidupan mereka selanjutnya. Kehidupan mereka setelah melepaskan seragam kebangsaan yang telah mereka pakai selama 3 tahun mereka menulis catatan-catatan diatas lembaran-lembaran kertas dan akhirnya menjadi sebuah buku kehidupan di masa putih abu-abu.


Selesai




xx : Tulisan didedikasikan untuk semua kalangan pelajar diseluruh antero negeri yang memakai putih abu-abu sebagai seragam kebangsaan mereka, terutama untuk sebuah sekolah menengah kejuruan yang berdiri kokoh di ibukota Sumatra Barat,beserta ucapan terimakasih kepada para muridnya dan guru-gurunya yang telah membantu tukang ketik ini dalam membuat bahan ketikannya,terimakasih. Dan ucapan terimakasih bagi para pembaca yang sedianya telah meluangkan waktunya dan membuka tab baru pada mozilla firefoxnya untuk membaca tulisan ini.

Salam ketukan keyboard :D
Harap caci makian harus segera diisi dikolom yang berisikan tulisan "comment", terimakasih



Tidak ada komentar:

Posting Komentar